Monday, December 31, 2007

Mulailah Menciptakan Sejarahnya

Pada awal Desember lalu, saya sempat memberikan kuliah khusus di Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Dalam diskusi dengan para peserta, muncul suatu tanggapan, yaitu: sejarah kami telah dihantamkan oleh orang luar maka kami tidak mempunyai sejarah apa-apa. Menurutnya, inilah alasan mengapa mereka ingin menuntut orang luar memberikan kompensasi kepada mereka. Bisa saja mengancam dengan pakai istilah "merdeka".

Saya membalas kepada mereka dengan mengatakan bahwa apakah sejarah anda benar-benar tidak ada lagi? Dengan permintaan kompensasi dan mengancam dengan istilah khusus, anda lupa melihat dirinya sendiri. Anda itu siapa? Apakah benar anda tidak memiliki apa-apa? Di mana jati diri anda sebagai orang Papua?

Siapa menciptakan sejarah? Anda! Jika merasa sejarahnya dihantamkan oleh orang luar, mulai saja sekarang untuk memciptakan sejarah anda sehari demi sehari. Sesudah berlanjut ini lima tahun, sepuluh tahun, anda sudah berhasil menciptakan sejarah anda sendiri.

Dari rasa korban, kita tidak bisa mulai apa-apa. Mungkin lebih enak jika terus menerus posisikan diri sebagai korban karena ini menjadi alasan anda tidak perlu melakukan apa-apa. Mulai saja sekarang dari anda sendiri untuk berubah sesuatu yang akan lebih baik daripada saat ini. 

Saya menyampaikan demikian kepada para peserta kuliah saya. Step by step. Mereka juga pasti akan maju ke depan.


Tuesday, December 11, 2007

Upacara Andingingin di Kajang

Bersama seorang direktur film dokumenter dari Jepang dan rekan saya Pak Ridwan, saya ke Kajang Dalam, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada awal bulan Desember dan mendengar cerita banyak tentang Upacara Andingingin.

Upaca Andingingin akan dilaksanakan di hutan keramat tiga hari sesudah Hari Lebaran Haji, yaitu 23 Desember 2007 nanti. Upacara ini ada setiap tahun.

Menurut Ammatowa, sang maha terhormat di masyarakat Kajang, upacara ini bertujuan untuk mendinginkan dunia dan bumi yang menjadi panas oleh karena pertikaian, konflik, perang, stres dan berbagai hal. Sesudah Hari Lebaran Haji, hari pertama, suatu sumur di hutan keramat dibersihkan karena air sumur itu akan digunakan dalam upacaranya. Hari kedua, atas petunjuk dan pengawasan Ammatowa dan para petinggi adat, suatu tempat panggung bambu yang dibuat.

Hari ketiga, mulai dari pagi, masyarakat Kajang Dalam datang ke tempat upacara dengan membawa songkolo yang dibuat masing-masing. Lalu, Ammatowa melempar air suci dari sumur untuk masyarakat untuk mendinginkan dunia dan bumi. Sesudah itu, Ammatowa kasih tanda titik di dahi kepada masing-masing para hadirin. Lalu, berdoa dan makan bersama.

Upacara Andingingin ini merupakan salah satu upacara yang paling suci dalam berbagai upacara di Kajang Dalam atai disebut Kawasan, maka secara ketat dilarang ambil foto dan membuat rekaman sebagai simbol modern.

Upacara ini dilanjutkan terus-menurus sejak dulu-dulu di Kajang Dalam, mungkin tanpa mengetahui pembahasan hangat oleh pejabat-pejabat internasional tingkat tinggi, misalnya COP-13 di Bali. Memang, dunia dan bumi ini perlu didinginkan.


Daeng KM