Saturday, February 03, 2007

Film "Bankir Kaum Papa"

Ada info tentang pemutaran film tentang Muhammad Yunus, pendiri "Grammin Bank".

----------

Mengajak teman-teman untuk datang dalam pemutaran dandiskusi film:

Le Banguier Des Humbles (Bankir Kaum Papa), sebuahkarya Arham Amirul, berdurasi 52 menit, produksi tahun2000.

Tempat: Kafe Ininnawa, Jln Perintis Kemerdekaan Km 9 No 76, depan Gedung Mercedes Benz

Waktu : 3 Februari 2007, Pkl 19:00 PM

Sekilas tentang film: Film berdurasi 52 menit inibertutur tentang Muhammad Yunus, yang terkenal denganjulukan "bankir kaum papa". Ia mulai berjuangmemerangi kemiskinan saat bencana kelaparan melandaBangladesh pada 1974. Tahun 1976 ia mendirikan GrameenBank dan mengawali misinya dengan memberikan pinjamanUS$ 27 kepada beberapa penduduk desa untukmenyelamatkan mereka dari jeratan lintah darat. Selain sebagai seorang guru besar ekonomi, ia jugadipandang sebagai salah satu pengembang utama konsep"kredit mikro". Kredit diberikan kepada para pengusahayang terlalu miskin untuk memenuhi syarat meminjam dibank-bank tradisional. Para peminjam memanfaatkan danapinjaman itu untuk membeli alat usaha, memutus rantaiperantara, dan mentransformasi hidup mereka menjadimandiri. Tahun 2006 lalu, Muhammad Yunus diganjarhadiah Nobel Perdamaian, tepat 30 tahun setelahGrameen Bank ia dirikan. Dengan kameranya yang jeli dan tajam, Arham Amirulmengikuti aktifitas Yunus sampai ke pelosok Bangladeshdan merampungkan film dokumenter tersebut pada tahun2000.

Sekilas tentang sutradara: Arham Amirul adalahseorang Bangladesh berkebangsaan Prancis. Selainbekerja sebagai sutradara film dokumenter, Arham jugamenulis puisi dan tulisan-tulisan fiksi lainnya. Filmdokumenter mutakhirnya adalah L'Eau Du Diable (AirSetan) produksi tahun 2005, berkisah tentang salahsatu keracunan massal terbesar dalam sejarah manusiayang terjadi di Bengali Barat dan Bangladesh dimanaribuan orang menderita akibat mengkonsumsi air yangdiambil dari sumber yang mengandung arsenik.

For Your Information: Diskusi akan diadakan setelahpemutaran tanpa pembicara utama, tapi tetap dipanduoleh moderator.

3 comments:

Anonymous said...

Daeng KM Yth.

Saya ikut menonton film tersebut malam minggu lalu. Sangat menarik memang, melihat sosok seorang Muhammad Yunus yang memiliki pendidikan tinggi bersedia untuk "turun ke bumi", bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Namun, setelah menelaah dengan kritis fenomena Grameen Bank dan M. Yunus, menurut penilaian saya prestasi yang dihasilkan terlalu "Yunus-Sentris". Artinya, saya melihat model mikro-kredit yang dia jalankan membutuhkan orang-orang dengan mental dan komitmen kuat. Ini yang tidak ada pada program sejenis di banyak negara, seperti di Filipina atau Indonesia, yaitu tidak ada tokoh sentral yang kuat.

Pertanyaan saya adalah: "Jika M. Yunus tidak ada lagi, masih mungkinkah Grameen Bank eksis?". Saya sangat pesimis akan hal itu.

Daeng KM said...

Itu tergantung apakah M. Yunus sudeah siap kehilangan namanya 10 tahun yang akan datang. Sistem komand atau sentralistis pasti tidak bisa berlanjut. Pelopor yang baik kiranya selalu mencari waktu yang dia tidak menjadi pelaku utama.

Di Indonesia, orang nomor satu di organisasi termasuk pemerintah sulit sekali menyatakan dan melakukan mundur dari jabatan karena masyarakat selalu berharap adanya semacam Ratu Adil. Dengan demikian, orang nomor satu sering mau memanfaatkan posisinya.

Apakah kita-kita semua bisa lulus tahapan mengharapkan adanya Raja? Dengan kata lain, apakah kita siap mandiri dan bertanggungjawab terlepas dari "orang tua" sebagai orang dewasa dan bekerja untuk orang lain?

Jika ya, saya yakin masyarakat Indonesia juga pasti bisa menerapkan model mikro-kredit semacam ini.

Anonymous said...

Dear Daeng KM,

Kayaknya telat banget kasih comment. Btw tulisan anda ok2 banget. Keep on writting.
Mohon ijin untuk saya copy 1 - 2 tulisan di blog ini.

Btw kalau mau nonton film tersebut kira-kira kemana saya harus pergi. terima kasih.

Salam,

Om Abeng