Tuesday, December 26, 2006

Anda Kenal Cerita Rakyat?

Seorang teman saya, orang Indonesia, kemarin kirim email kepada saya dan bertanya tentang cerita rakyat Toraja berjudul "Rusa dengan Burung Tattiuq". Pertanyaannya: (1) bagaimana cara mengucapkan "Tattiuq" untuk terjemahkan ke Bahasa Jepang? (2) bagaimana habitat Burung Tattiuq? dan (3) apakah teman-teman kenal cerita rakyat ini?

Kebetulan, di rumah saya, ada suatu acdara kumpulan pemuda orang Toraja untuk membahas rencana kegiatan selama dua tahun depan. Maka, saya mencoba tanya kepada mereka tentang 3 pertanyaan diatas.

Menyangkut jawaban tentang (1) ada yang tahu ucapannya. Namun, tentang (2) dan (3), dari sekitar 30 orang pemuda Toraja satu orang pun tidak bisa menjawab dan apalagi mereka sama sekali tidak kenal cerita rakyat Toraja tersebut. Siapa tahu mereka tidak tahu juga di Toraja ada cerita rakyat!

Untuk generasi muda di Indonesia, cerita rakyat berada di tempat yang sangat jauh. Cerita rakyat hanya tersimpang di dalam otak generasi tua dan mulai hilang. Dulu, generasi tua menyampaikan makna dan kearifan lokal serta ajaran perilaku sebagai manusia dengan bentuk cerita rakyat dari turun ke menurun. Fungsi cerita rakyat mungkin telah disubstitusikan oleh sekolah, media massa, dan kebijakan pemerintah. Kebutuhan terhadap cerita rakyat tidak ada lagi. Daripada dengar cerita kakek dan nenek, anak-anak lebih senang nonton TV atau main game. Cerita kakek dan nenek dianggap kuno dan tidak ada gunanya untuk masa depan.

Dengan demikian, apa yang terus disampaikan dari generasi ke generasi siap-siap akan diputus. Mereka rajin belajar agama yang datang dari luar tetapi tidak belajar makna dan kearifan lokalnya yang berasal dari komunitasnya. Mereka tetap hidup di Toraja tetapi mereka tidak begitu mengenal tentang Toraja sendiri. Dalam pembahasan singkat antara mereka dan saya, mereka baru menyadari hal itu.

Mereka selalu ingin berpikir tentang pembangunan daerah Toraja tetapi belum tahu banyak tentang Toraja. Maka, saya sarankan bagaimana coba mulai dari pengumpulan cerita rakyat Toraja dari orang yang tua. Sesudah kumpul beberapa cerita rakyat, pasti mereka merasakan sesuatu. Itulah akan mendorong mereka ke langkah berikutnya yang dikaitkan dengan pembangunan daerah Toraja. Cerita rakyat merupakan pintu masuk gerakan yang pengembalikan jati diri sendiri di komunitasnya.

Saya mau bertanya kepada pembaca. Apakah anda juga mengenal cerita rakyat daerah anda? Jika tidak, mari kita mulai dengar cerita rakyat dari generasi yang tua.

Wednesday, December 20, 2006

Perhatian terhadap Orang Lain

Mengapa sering dikabarkan bahwa beberapa siswa-siswi Jepang memilih bunuh diri? Di Makassar, saya sering dengar bahwa orang Jepang siap bunuh diri karena rasa siri' yang sangat kuat, atau karena rasa pertanggungjawabnya terlalu kuat. Mengapa orang Indonesia jarang memilih bunuh diri? Jawaban yang sering dengar adalah karena orang Indonesia percaya dan manaati agama masing-masing. Apakah pemahaman seperti ini benar atau adakah alasan yang lain?

Menurut saya, mereka bunuh diri karena mereka yakin sama sekali tidak diperhatikan oleh siapa pun. Teman-teman atau guru di sekolah tidak memperhatikan. Di rumah, orang tua dan saudaranya pun tidak begitu memperhatikan. Dia merasa sendirian dan tidak ada seorang pun yang berpihak sama dia. Dia mencari ruang hidup di dalam dunia virtual dengan internet. Tetapi pemakaian internet adalah komunikasi satu arah. Dia tidak bisa memuaskan diri dan gagal mendapat perhatian dari dunia virtual juga. Untuk apa saya hidup? Manusia tidak bisa hidup tanpa pergaulan dengan manusia lain.

Di Makassar, saya sering ditanyai oleh orang yang tak kenal dengan sebut "Dari mana?", "Mau kemana?", "Mengapa tinggal di Makassar?", dan lain-lainnya. Di dalam hati saya pikir ini bukan urusan anda. Anda bukan kenalan saya. Mengapa saya harus jawab pertanyaan dari anda-anda yang tidak kenal? Ternyata mereka memberi perhatian kepada saya.

Dalam kehidupan sehari-hari di Makassar, saya merasa penuh perhatian dari berbagai kalangan. Selain itu, di sini ada berbagai macam manusia yang hidup masing-masing yang jauh lebih bervariasi dibandingkan Jepang. Perhatian tentu dikaitkan dengan imajinasi. Upaya memperhatikan sesuatu adalah upaya meningkatkan daya imajinasi.

Namun, perhatian atau daya imajinasi oleh instansi terhadap masyarakat di Indonesia kelihatannya sangat rendah. Jika aparat pemerintah memakai istilah "masyarakat", mereka hampir lupa bahwa mereka juga sesama masyarakat. Sebetulnya mewujudnya good governance tidak terlalu susah jika aparat pemerintah selalu berpikir sebagai seorang masyarakat biasa. Perlu tingkatkan daya imajinasi aparat pemerintah terhadap masyarakat.

Di Indoensia, walaupun masyarakat tidak diperhatikan oleh pemerintah, masyarakat tidak mungkin "bunuh diri" karena mereka mempunyai dunia tersendiri. Di dalam suatu komunitas, mereka selalu memperhatikan satu sama lain. Jika komunitas tersebut hilang dan hancur, bagaimana masyarakat akan "bunuh diri"? Mungkin tidak juga dan mereka paling tidak mencari kambing hitam dan beramuk.

Siswa-siswi yang memilih bunuh diri di Jepang merasa tidak diperhatikan oleh siapa pun. Keluarga, komunitas, teman-teman sekolah tidak lagi tempat bergaulan antara manusia dari segi kacamata mereka. Seandainya mereka berada di Indonesia, apakah tetap memilih bunuh diri?

Dunia komunitas Indonesia, menurut saya, masih sehat dan penuh perhatian (atau pertanyaan?) oleh orang-orang yang tak kenal.


Daeng KM

Monday, November 27, 2006

Local to Local

Saya punya blog yang bernama "Local to Local". Ini memberikan informasi tentang pengalaman pembangunanh daerah di Jepang yang sering diangkat sebagai contoh yang menarik. Maaf, bahannya diambil dari yang bahasa Inggris, tetapi isinya sangat menarik. Silahkan menikmati pembacaannya.

Blog "Local to Local":
http://local-to-local.blogspot.com/

Sunday, November 26, 2006

Blogger di Makassar dan Jepang

Kemarin (25-Nov), ada acara sederhana pembentukan komunitas blogger muda di rumah saya. Sayang sekali, saya tidak bisa hadir karena ada acara lain, tetapi saya dengan senang hati mengucapkan selamat dan semoga sukses kepada mereka.

Saya sangat kaget di Makassar pun begitu banyak kaum muda yang berminat menulis blog. Di Jepang, sudah banyak sekali blog individual, namun kebanyakannya sekedar catatam harian atau penyampaian apa-apa saja atau cerita tentang hobi-hobi saja. Sedangkan, kegiatan mereka atas nama Komunitas Blogger Makassar "Anging Mammiri" terlihat sifat yang ingin menulis sesuatu dan membaginya dengan teman-teman. Maka ada juga sifat semacam SNS tetapi mereka sangat terbuka dan tidak ekisklusif.

Semoga wadah seperti ini merombak keseragaman pandangan dan pikiran yang masih kental di barbagai kalangan dan semoga tulisan mereka menjadi titik awalnya mewujudkan kreativitas dan innovasi pikiran yang akan memperbaiki dunia kita ini.

Selamat berkarya dengan senang-senang.



Situs Komunitas Blogger Anging Mammiri:
banner angingmammiri

Saturday, November 04, 2006

Saya sudah berada di Makassar

Mohon maaf atas keterlambatan posting baru ini. Saya sudah berada di Makassar sejak tgl. 23 September 2006 sebagai peneliti tamu di Universitas Hasanuddin. Rencananya saya akan tinggal di Makassar selama 2 tahun dan melakukan kajian tentang kebijaksanaan pembangunan daerah di Indonesia Timur.

Terutama, saya sedang sangat menarik mengenai pembangunan yang berdasar dari inisiatif lokal termasuk komunitas setempat. Selama di Jepang, saya banyak belajar dari pengalaman pembangunan daerah di Jepang, termasuk One Village One Product Movement di propinsi Oita. Peranan local community leader dan pemanfaatan sumber daya lokal (baik SDA maupun SDM) sangat penting untuk mendorong upaya-upaya perbaikan komunitas dan daerah masing-masing.

Maka, dengan blog ini, saya ingin menyampaikan tanggapan dan ide saya yang diharapkan masukan untuk diskusi dan pelaksanaan nyata di lapangan di Indonesia Timur.

Jika sempat, silahkan mampir ke rumah saya dan mari kita diskusi bersama-sama.


Kazuhisa MATSUI
Peneliti Tamu UNHAS
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.9 No.76
Tamalanrea Jaya, Makassar 90245, INDONESIA
(Depan Kantor Mercedes Bentz, Samping AKBA)
E-Mail: daengkm@gmail.com

Friday, June 02, 2006

E-mail dari Jogja Heritage Society

Lewat teman orang Jepang saya, saya menerima satu e-mail yang dikirimkan dari Ketua Jogja Heritage Society, Ibu Sita Adishakti. Semoga ada yang ikut bersolidaritas kepada mereka.

-----

Salam dari Jogja,

Kemarin pagi setelah melayat Ibu RAy Hambarjan (72 th) salah seorang kerabat Kraton Yogyakarta yang kejatuhan nok saat gempa di kamar Almh, bersama keluarga mengirim makanan untuk klinik Nur Hidayah di Wonokromo. Sangat menyedihkan sekali di klinik tersebut. Semua pasien dirawat di luar bangunan, di tepi jalan raya yang sempit dan ramai sekali. Bahkan, aduh, waktu itu menyaksikan operasi amputasi oleh dokter bedah pemilik klinik yang dilaksanakan ya berdampingan dengan para pasien yang hanya beralas tikar satu meter dari jalan raya yang begitu padat.

Keadaan itu hanya sebagian kecil dari berbagai kepiluan di Jogja, khususnya di Kabupaten Bantul.Sepanjang jalan Imogiri misalnya, para korban memenuhi tengah jalan sambil meminta uluran makanan atau uang.Sementara di latar belakangnya rumah-rumah yang merata tanah belum tersentuh pembersihan. Yah...banyak media telah meliputnya....

Dalam fase tanggap darurat ini para korban sangat-sangat mendesak butuh:

1. Tenda (setiap malam sejak gempa hujan terus, sementara korban banyak yang tidak dinaungi apa2, atau kalau bertutup atap ya terbuat dari plastik yang disambung-sambung, atau kain yang kalau hujan pasti bocor, atau juga karung gandum yang dijahit. Bener2 tenda sangat kurang)
2. Nasi - lauk & air putih (ada yang sudah membuka dapur umum, tapi banyak yang tidak punya apa2)
3. Tikar dan kasur tipis, khusus untuk yang sakit
4. Selimut atau sarung
5. Obat-obatan
6. Bensin
7. Pakaian layak, banyak yang hanya memiliki baju yang dipakai

Baru kemudian pembersihan reruntuhan dan tahap lanjut dipersiapkan untuk perencanaan dan pembangunan rumah serta penataan lingkungan beserta infrastrukturnya.

Namun, persoalan tidak hanya itu Kota Pusaka Jogja pun semakin meredum...banyak pusaka rusak bahkan runtuh.

Tercatat sementara:
Cultural heritage:
... Tangible
1. Kraton Yogyakarta:
-Bangsal Trajumas, ambruk (menimpa pusaka-pusaka dan 2 jenis gamelan dari jaman Majapahit;: Kanjeng Kyai Guntur Laut dan Kanjeng Kyai Mahesa Ganggang, tandu Kanjeng Kyai Lawak)
-Bangsal Srimanganti, kolom rusak-Pot-pot bunga keramik di bangsal Kencono, berhamburan & pecah-Pintu kaca museum pecah
2. Benteng Kraton, pojok beteng lepas
3. Kerusakan pada Museum Kereta Kraton
4. Tamansari:-Pulau Cemeti roboh
5. Puro Pakualaman-Langit-langit Bangsal Sewotomo mengelupas-Sebagian tembok retak
6. Kelompok Candi Prambanan, Pusaka Budaya Dunia terutama pada Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Apik
7. Kelompok Candi Plaosan
8. Kelompok Candi Sojiwan
9. Kelompok Candi Brahma
10. Kelompok Candi Siwa
11. Pabrik Cerutu Tarumartani yang dibangun tahun 1918
12. Rumah-rumah tradisional di nJeron Beteng
13. Rumah-rumah tradisional di Kotagede, Wonokromo,Imogiri.. Intagible heritage
-Para pembatik di Bayat

Kami, Jogja Heritage Society bersama Senthir, Pusat Pelestarian Pusaka, JUTAP-UGM, Sahabat Pakuningratan, Camatha membuka Posko untuk menyalurkan bantuan kawan-kawan untuk para korban dan merencanakan khusus untuk Heritage damage assessment serta kemungkinan pelestariannya.

Apabila kawan akan membantu dalam bentuk barang (saat ini sangat diperlukan-apalagi persediaan di Jogja sangat menipis) dapat dikirimkan ke Posko Jogja Heritage Society Jl. Pakuningratan 38, Yogyakarta.

Sedangkan dalam bentuk dana dapat ditransfer ke rekening Jogja Heritage Society sbb:
- A.n Nururien Pikarini
- Bank Niaga Jl. Jendral Sudirman
- 1) No. rekening US $ 019.02.18111.000,
- 2) No. rekening Rp. 019.01.11085.12-0
Mohon kalau ada yang mengirim dana bisa sms/kontak Bu Nururien HP 081 1252979

Khusus untuk pelestarian bangunan dana bisa dikirim ke rekening Jogja Heritage Society yang lain:
- A.n. Dwita Hadi Rahmi
- Bank BNI Cabang UGM Yogya
- No. 3869785-8
Mohon kalau ada yang mengirim bisa sms/kontak Bu Dwita HP 081 125 3164

Semoga badai segera berlalu

Sita Adishakti
HP. 081 126 9571
POSKO JHS di Studio Sahabat Pakuningratan, Jl. Pakuningratan 38, Yogyakarta

Monday, May 29, 2006

Bantuan dari Aceh untuk Yogya

Ada gerakan yang sangat menarik dan bersyukur berlanjut di Indonesia sesudah tragedi gumpa di Yogya. Yaitu, masyarakat Indonesia dari berbagai daerah bersemangat menyembang sebagai sesama warga Indonesia kepada masyarakat Yogya terutama yang di Bantul.

Sangat terharu ketika saya baca berita bahwa warga Aceh yang mengalami tragedi yang sangat berat pada akhir 2004 juga ikut menyembang untuk masyarakat Yogya dan Bantul. Dulu, masyarakat Aceh benci sama orang Jawa. Saat ini, zamannya sudah berubah dan mulai muncul fenomena Indonesia baru.

Lihat artikel dibawa ini:
http://www.serambinews.com/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=17548&rubrik=1&kategori=2&topik=39


Daeng KM

Sunday, January 29, 2006

The Asaza Project

This is interseting case of environmental revival by citizens and NGOs without any forcement from government. Please visit the website.

-----

REVIVING NATURE AROUND LAKE KASUMIGAURA

Lake Kasumigaura ranks second in size in Japan, after Lake Biwa, with a surface area of 219.9 square kilometers and a catchment basin more than ten times the lake's surface area. Located not far from the metropolis of Tokyo, Lake Kasumigaura was developed on a large scale during Japan's period of rapid economic growth from 1950s to 1970s, to provide water for industrial and drinking. In the process, much of the lakeside was encased in revetments (concrete facing to sustain an embankment), with a devastating effect on the natural environment. The lake suffered. People stopped visiting the lakeside, and the migratory birds and other living creatures that once visited the reed beds disappeared.

(continued to website: http://www.japanfs.org/en/public/ngo04.html)


Daeng KM

"The Most Beautiful Villages in Japan" Federation

Seven villages in Japan have established a Federation of “The most beautiful villages in Japan”. Using the French “most beautiful villages” movement as a model, it aims to promote local revitalization to increase tourism, preserve landscapes, the local environment and cultures as well as effective communication of local issues.

(Please visit website: http://www.jtbgmt.com/japannow/NEWS/news48.html)


Daeng KM

Sunday, January 22, 2006

Snow in Tokyo

Today (January 21), since morning until evening, Tokyo enjoyed the first snowy scene (9 cm high) in this winter season. And very cold Saturday!

My daughter and wife tried to make 'a snow rabbit' by snow and two leaves for rabbit's ear. We remember that such rabbit were made 10 years ago when my daughter was before 1 yaer old.

Usually, Tokyo got only several snowy days in a winter season, February or March. How many days will we enjoy these snowy days in this season?

Daeng KM