Thursday, January 25, 2007

Peluncuran “Ilmu Makassar”

Peluncuran “Ilmu Makassar”

Makassar adalah sebuah kota yang sangat menarik dan memiliki hal-hal aneh-aneh. Asal usul nama Makassar dari mana? Apa bedanya antara Makassar dan Gowa? Apakah Sultan Gowa dulu menyebut diri sebagai orang Makassar? Kapan makanan Coto Makassar muncul? Mengapa coto menggunakan daging sapi? Siapa yang membuat coto pertama kali? Mengapa orang Makassar memakai mi dan pi dalam percakapan? Mengapa angkutan kota Makassar disebut petepete? Berbagai pertanyaan tentang Makassar muncul terus-menerus. Pertanyaan tersebut belum terjawab secara lengkap.

Sering terdengar bahwa budaya tradisional mulai hilang. Cerita rakyat tidak dikenal lagi oleh anak-anak. Masyarakat lebih senang menonton film Barat dan tidak mau memperhatikan musik kecapi tradisional. Apa yang diceritakan oleh generasi tua dianggap kuno dan diabaikan oleh generasi muda. Akar kita makin lama makin hilang.

Arus globalisasi tidak muncul baru-baru ini. Sejak dulu masyarakat selalu berada di dalam berbagai arus perubahan. Tanpa akar dan jati diri yang mantap, masyarakat merasa tidak percaya diri dan lebih percaya pada apa yang datang dari luar. Ada juga masyarakat yang takut perubahan dan menutup diri.

Makassar kota semua warga. Ada orang yang baik, aneh, lucu dan yang berbeda-beda suku, agama, atau warga negaranya di dalam lingkungan bernama Makassar. Mengenai Makassar ini, sampai sejauh manakah kita memahami dan mengetahuinya? Jika seseorang menarik, anda pasti ingin tahu sebanyak-banyaknya tentang dia, bukan? Apakah anda suka Makassar? Dan mengapa?

Dalam proses pencarian jawaban pertanyaan-pertanyaan tentang Makassar di atas, kita pasti baru tahu atau ingat kembali tentang berbagai hal. Dalam proses ini, kita sedikit demi sedikit meningkatkan rasa percaya diri dan rasa kebanggaan sebagai warga Makassar. Dengan demikian, kita akan lebih siap menghadapi arus deras globalisasi sambil menyesuaikan perubahan dengan inisiatif kita sendiri tanpa menutup diri.

Acara ini sebuah upaya untuk memahami diri sendiri. Inilah “Ilmu Lokal”, dan disini disebut “Ilmu Makassar”. Dengan suasana santai dan sambil makan coto atau pallubasa, mari kita belajar bersama tentang komunitas kita yang bernama Makassar.

2 comments:

Anonymous said...

saya belajar dan tergerak untuk mau mencoba "ilmu Timor" mungkinkah Daeng KM ?

Salam
FF

Anonymous said...

saya salut dengan Daeng KM,dan berterima kasih atas pedulinya terhadap Makassar,maju terus pantang mundur!!!"PELUNCURAN ILMU MAKASSAR" pasti bisa terlaksana,Amin.Saya juga ingin mendukung program anda tapi saya tidak bisa datang ke cafe INNINNAWA karena saya sedang berada diluar Makassar,apa yang dapat saya lakukan dari sini untuk program anda???

salam,
S e t i a w a n