Beberapa minggu lalu, saya membaca buku berjudul "Abad 'Asian': Budaya Cross-Border yang diciptakan oleh Generasi Baru", ditulis oleh Mizuho Asuna.
Saat ini banyak orang-orang Jepang, tertama generasi muda, senang jalan-jalan ke tempat-tempat yang berlokasi di Asia. Pergi ke Bali untuk menikmati estetik. Pocket Monster, kartun asal Jepang, disenangi oleh anak-anak dimana-mana. Pemuda Jepang pergi ke Vietnam untuk makan kue manisan seperti ke Shibuya atau Yokohama di Jepang. Lalu mereka beli oleh-oleh dan bawa pulang ke Jepang, bersama suasananya juga. Mereka merasa cantik atau indah atas apa yang mereka beli atau mereka menikmati di Asia. Tidak ada lagi perbedaan antara Jepang dan Asia lain. Sudah terlihat pergaulan secara alami dan horisontal antara budaya Jepang dan budaya Cina, budaya Taiwan, budaya Indonesia, dan sebagainya. Mizuho menyebut inilah penciptaan budaya baru dinamakan "Asian".
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, seorang pengamat ekonomi orang Jepang mengatakan bahwa Asia adalah seperti tempat sampah dan hanya Jepang saja yang bisa maju. Mungkin dia termasuk generasi tua yang masih dipengaruhi pandangan dulu, seperti Jepang sebagai saudara tua Asia pada zaman Perang Dunia Dua. Pandangan ini tentu menjadi kuno sekali.
Tidak perlu teriak "Asia bersatu" atau "Kita Bersaudara sesama orang Asia". Pergaulan biasa-biasa saja justru menciptakan budaya "Asian" yang tidak bisa ditiru oleh dunia Barat. Mari kita menikmati Abad "Asian" bersama-sama.
Daeng KM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment