Monday, December 13, 2004

Penyakit Minamata belum selesai ...

Seorang pegawai negeri Departemen Lingkungan Hidup Pemerintah Jepang mendatangi suatu rumah seorang yang tua di Osaka dan sambil menangis ucapkan minta maaf atas kekurangan dan ketidakseriusan pihak pemerintah. Orang yang tua, penderita penyakit Minamata dan sudah lama tidak diakuinya oleh pemerintah, mengatakan kepadanya secara poros "sudah lama sekali ... ".

Pada bulan September lalu, pengadilan tinggi Osaka menyatakan kesalahan pemerintah atas ketidakakuinya penderita penyakit Minamata selama puluhan tahun.

Penyakit Minamata muncul sejak 1960-an sebagai dampak pencemaran Teluk Minamata, di pulau Kyushu, oleh merkuri berat dibuang dari perusahaan swasta, Chisso. Awalnya, kucing yang makan ikan dari laut tiba-tiba mati secara misterius. Lalu, orang-orang yang memakan ikan dari laut juga mengalami hal yang demikian. Menurut penderita penyakit Minamata, rasa sakitnya luar biasa dan getaran dan sakit badannya tidak hilang sampai dia mati.

Penderita menuntut perusahaan Chisso dan pemerintah agar bertanggungjawab atas munculnya penyakit Minamata ini. Pengadilan Negeri akhirnya memenangkan pihak penderita penyakit Minamata. Pemerintah Pusat mulai menangani masalah ini dengan menentukan siapa yang merupakan penderita penyakit Minamata.

Namun, dalam proses ini ada yang ditentukan sebagai penderita dan memperoleh ganti rugi dari perusahaan dan ada juga yang tidak. Selain itu terjadi perselisihan antara karyawan perusahaan Chisso dengan keluarganya yang juga merupakan bagian dari penduduk Kota Minamata yang menderita penyakit Minamata, akibatnya masyarakat Minamata tidak kompak lagi.

Warga Minamata sendiri dicap seolah-olah semuanya penderita penyakit Minamata, akhirnya didiskriminasi oleh orang luar Minamata. Banyak orang tidak bisa nikah karena berasal dari Minamata. Ada diskriminasi dalam di Minamata dan ada diskriminasi Minamata oleh orang luar.

Perusahaan Chisso menghasilkan bahan-bahan plastik yang perlu dipakai untuk segala macam alat dan produk plastik, yang memberikan kenyamanan dan kemajuan kehidupan kita selama ini. Artinya, kehidupan kita sendiri pun tidak bisa terlepas dari pengorbanan penderita penyakit Minamata. Kita tidak bisa menenangkan perasaan sakit para penderita penyakit Minamata kecuali berupaya tidak mengulangi kesalahan ini sebagai manusia.

Sebentar lagi, buku berjudul "Tragedi Minamata" akan diterbitkan di Indonesia (penerjemahan dari buku asli Jepang). Jika berminat secara rinci apa yang terjadi di Minamata, silahkan membacanya.

Daeng KM




No comments: