Wednesday, December 29, 2004

Dompet Bencana Aceh

Ini tulisan dari detik.com:

----------

detikcom - Jakarta, Jika Anda tergerak menyumbang korban gempa dan tsunami Aceh, jangan bingung menyalurkannya. Selain lewat berbagai media masa yang membuka dompet bencana Aceh, Anda juga bisa menyerahkan kedermawanan Anda lewat organisasi lainnya.

Misalnya saja PMI DKI Jakarta. Dalam rilisnya pada detikcom, Senin (26/12/2004) PMI Jakarta membuka rekening Criris Center di Bank Lippo Cabang Slipi. Nomor rekeningnya adalah 746-30-05218-4. Atau hubungi kantor PMI Jakarta di Jl Kramat Raya No 47, telepon 021-3098422.

Dalam e-mailnya pada detikcom, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang membuka kotak amal serupa. Masyarakat Indonesia di Jepang bisa menyalurkan sumbangannya ke:
Bank : Mitsui Sumitomo Bank
Cabang: Jiyugaoka
Nama : PPI Jepang Hastari Eka Anandhita
No. Rek : 6761431

Anda juga bisa langsung menghubungi posko penanggulangan bencana nasional yang dipusatkan di Bandara Polonia-Medan. Silakan hubungi (061) 4566524 atau langsung ke Humas Posko yaitu Edy Sofyan dengan nomor ponsel 0811-618910.

Sementara itu, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) menyerukan agar bantuan diberikan langsung melalui Pemprov Provinsi NAD dan Sumut. "Untuk mengetahui perkembangan bantuan dimaksud harap kesediannya untuk mengirimkan kopi bukti pengiriman bantuan ke kantor Apkasi melalui fax (021) 3867671," tulis Apkasi dalam rilisnya.

Aceh Working Group (AWG) juga siap menampung sumbangan Anda. Untuk lengkapnya, silakan hubungi KontraS di Jl. Borobudur No 14 Jakarta Pusat, telp 021-3926983.

Pos-pos penampungan bantuan juga dibuka di beberapa tempat. Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuannya bisa mengantar langsung ke alamat berikut ini atau transfer ke rekening No 2-072-267-196 BII Cabang Proklamasi atas nama KontraS.

Pos Penampungan Bantuan:
1. KontraS
Jl. Borobudur no 14 Jakarta Pusat
Telp 021-3926983
2. Kalyanamitra
Jl Kaca Jendela II No 9 Rawa Jati Kalibata
Telp. 021-7902109
3. LBH-Apik
Jl Raya Tengah No 16 RT 01/09 Kampung Tengah Kramatjati
Telp 021-87797289
4. Solidaritas untuk Rakyat Aceh (SEGERA)
Jl Tebet Barat Dalam VIII L No 2 Jaksel
Telp 021-8309061

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah juga turun tangan. Hidayatullah melalui Baitul Maal Hidayatullah (BMH) telah mendirikan Pos Peduli Hidayatullah di Nias (Sumatera Utara) dan di Lhokseumawe (NAD) untuk membantu korban. Anda bisa menyalurkan bantuan melalui Rekening Yayasan Baitul Maal Hidayatullah: BCA 553.0111.999 atau BNI 037.8924.923. Contact Persons: (Jakarta) M Isnaini 08888127229 atau (Koordinator Sumatera) M Amin 081364442083.

Blora Center, lembaga pendukung SBY, juga membuka POsko Blora Peduli. Posko ini menerima bantuan dari masyarakat berupa uang, pakaian, makanan, obat-obatan, buku, dll. Bantuan berupa uang bisa ditransfer melalui Blora Center Peduli No Rek BCA: 5800-139-009. Bantuan berupa natura bisa disalurkan ke Posko Blora Center Peduli di Jl Teluk Betung 25 (Blora), Menteng, Jakpus.

Palang Merah Indonesia (PMI) juga menyalurkan sumbangan masyarakat. Silakan kirimkan bantuan Anda ke rekening kantor pusat PMI, BCA Cabang Menara Bidakara, Jakarta No 450-666.000.9.

Ketua Umum PMI, Mar'ie Muhammad mengunjungi Aceh sejak Minggu siang untuk memantau dan mengkoordinasi aksi bantuan. Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah bahan pangan siap saji dan makanan nutrisi tambahan untuk balita; tenda; pakaian; sanitary kit; obat-obatan dan kantong mayat.

DPW PKS Jawa Timur juga membuka Posko Solidaritas Aceh bertempat di kantor DPW PKS Jawa Timur, Galaxy Bumi Permai Blok H-5 No 6, Surabaya, Telp (031) 5993760 dan seluruh kantor DPD PKS se-Jawa Timur. Bisa juga langsung ditransfer ke BCA atas nama PKS No Rek 7600-32-1166 atau ke Bank Syariah Mandiri atas nama PKS No Rek 003.0071601.

Dalam rilisnya, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur juga menggalang dana Aceh. Bantuan diterima dalam bentuk apa pun juga, seperti uang, makanan, barang-barang, mahu pun pakaian layak pakai. Untuk keterangan lebih lanjut, masyarakat Indonesia di Malaysia bisa menghubungi: Bambang Winarko, Ketua Umum PPI Malaysia, (60) - 0126562531 Bambang Aris, Ketua Bidang Kerjasama dan Kepedulian Sosial, (60) - 0163958789.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga meminta agar umat turut memberi bantuan dana, makanan, pakaian dan obat-obatan. Sumbangan dana bisa dikirmkan melalui rekening MUI di Bank Muamalat cabang Sudirman Jakarta nomor 301.0008710 dan rekening MUI di Bank Syariah Mandiri cabang MH Thamrin Jakarta nomor 009.0072348.

Anda juga bisa menyalurkan sumbangan Anda lewat rekening BCA di: Bakti BCA: No Rek 001-988-8888; Indosiar "Kita Peduli": No Rek 001-304-0009; PUndi Amal SCTV: No Rek 084-266-2000; RCTI Peduli: No Rek 128-300-7000; Metro Group "Dompet Kemanusiaan Indonesia Menangis": No Rek 309-300-7979; "Dana Kemanusiaan Kompas-Bencana Aceh": No Rek 012-301-6600; Suara Pembaruan "Dompet Bencana": No Rek 273-300-9004.

Bank Muamalat juga membuka dua rekening untuk korban musibah Aceh, yaitu No Rek 301.00014.12 a/n Bantuan Kemanusiaan dan No Rek 221.21079.22 a/n Dompet Peduli Aceh.

BNI 46 juga membuka Rekening BNI Peduli Aceh di nomor 259.001399999.901.


Tuesday, December 28, 2004

Bencana Tragis oleh Gempa dan Tsunami

Gempa bumi dan Tsunami. Kalau orang Jepang, dua kata ini sudah sangat populer. Jepang selalu hati-hati jika ada gempa dan tsunami karena Jepang terkenal sebagai negara yang sering terjadi tersebut, seperti Gempa Kobe pada tahun 1995 dan Gempa Chuetsu pada Oktober 2004 baru-baru ini.

Buat orang-orang di Aceh, Sumut, Phuket, Penang, Sri Lanka, Channai, Kenya dan Somalia, tak mungkin menduga terlebih dahulu akan ada kaitan antara gumpa dan tsunami. Mungkin baru pertama kali terasa begitu hancurnya semua oleh gempa dan tsunami. Di perairan Samudra India, belum ada sistem pemantauan gempa dan tsunami secara internasional.

Banyak orang Jepang yang membiasakan gempa dan tsunami sangat peduli dan memperhatikan korban-korban bencana tragis kali ini. Namun, belum lengkap informasi tentang keadaan di Aceh dan Sumut, khususnya Aceh di dalam wilayah darulat sipil yang sangat eksklusif terhadap orang luar.

Sewaktu gempa di Kobe atau di Chuetsu, sebelum pemerintah bergerak, banyak sukarelawan tanpa dibayar bondong-bondong ke tempat musibah dan menolong orang-orang yang menderita setempat. Banyak NGO dan NPO juga bergerak. Ini dinilai civil society di Jepang mulai matang.

Bagaimana di Indonesia? Apakah ada LSM atau sukarelawan ingin datang ke tempat untuk menolong orang setempat? Bagaimana LSM-LSM di Sumatra, Sulawesi, Maluku, atau Jawa yang bergerak seperti itu? Mengapa orang Sulawesi, Papua atau Jawa atau Indonesia yang lain mencoba menolong orang Aceh dan Sumut sebagai sesama orang Indonesia? Ingat, gempa bukan saja kali ini, tetapi telah di Alor, Nabire dan tempat-tempat lain juga.

Inilah mimpi saya. Dan, apa yang harus saya lakukan di Jepang untuk tragedi ini?


Daeng KM

Tuesday, December 21, 2004

"Perubahan" berubah

Pada tgl 18 tengah malam atau dini hari tgl 19 Desember, Munas Partai Golkar memilih Wapres Jusuf Kalla sebagai ketua umumnya baru. Dengan ini, mantan ketum Akbar Tanjung kalah dan turun dari panggung politik atas. Partai Golkar dibawah JK pasti menjadi parpol pro-pemerintah. SBY-JK sudah berhasil memperkokoh landasan dukungan politik di DPR.

Waktu SBY-JK menang di Pemilu, banyak orang Jepang kuatir ttg konflik antara eksekutif dan legislatif. namun saya sudah yakin bahwa kemenangan SBY-JK akan membuat basis dukungan baru dengan restructuring dunia parpol termasuk gabungan dan pisahan antara parpol. dari segi perilaku politisi di Indonesia, sebagian besar anggota DPR akan ikut yang menang, tak terkecuali politisi Golkar, asal popularitas SBY-JK masih tinggi.

Dalam Pemilu, SBY-JK sengaja menhindari koalisi yang luas dan ini sangat berbeda dengan Koalisi Kebangsaan. SBY-JK menyatakan koalisi terbatas akan menciptakan parpol oposisi yang sehat dan inilah kontribusi untuk demokratisasi di Indonesia.

Saya memperhatikan popularitas SBY-JK dari masyarakat. Justru saya menduga bahwa parpol oposisi akan muncul jika Mega-Hasyim menang. SBY dan rekan-rekan yang teriak "perubahan" tak mungkin bisa bergabung dengan "status quo". Jika demikian, PKS pasti berupaya menjadi propol oposisi. Kemenangan SBY-JK yang popular dan parpol yang masih cukup opportunis memundurkan kemunculan parpol oposisi yang sehat, khususnya dengan kemanangan Pak JK di Partai Golkar.

PDIP dulu mempunyai kesempatan menjadi parpol oposisi waktu Mega kalah dari Gus Dur. Namun kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan secara baik. Apakah kali ini PDIP mau demikian atau ikut "perubahan" juga seperti di Golkar?

"Perubahan" mulai berubah. Perubahan untuk stabilitas politik sebagai persyaratan dasar untuk mewujudkan perubahan. Benarkah? Semoga.

Daeng KM

Thursday, December 16, 2004

Abad "Asian"

Beberapa minggu lalu, saya membaca buku berjudul "Abad 'Asian': Budaya Cross-Border yang diciptakan oleh Generasi Baru", ditulis oleh Mizuho Asuna.

Saat ini banyak orang-orang Jepang, tertama generasi muda, senang jalan-jalan ke tempat-tempat yang berlokasi di Asia. Pergi ke Bali untuk menikmati estetik. Pocket Monster, kartun asal Jepang, disenangi oleh anak-anak dimana-mana. Pemuda Jepang pergi ke Vietnam untuk makan kue manisan seperti ke Shibuya atau Yokohama di Jepang. Lalu mereka beli oleh-oleh dan bawa pulang ke Jepang, bersama suasananya juga. Mereka merasa cantik atau indah atas apa yang mereka beli atau mereka menikmati di Asia. Tidak ada lagi perbedaan antara Jepang dan Asia lain. Sudah terlihat pergaulan secara alami dan horisontal antara budaya Jepang dan budaya Cina, budaya Taiwan, budaya Indonesia, dan sebagainya. Mizuho menyebut inilah penciptaan budaya baru dinamakan "Asian".

Sekitar dua puluh tahun yang lalu, seorang pengamat ekonomi orang Jepang mengatakan bahwa Asia adalah seperti tempat sampah dan hanya Jepang saja yang bisa maju. Mungkin dia termasuk generasi tua yang masih dipengaruhi pandangan dulu, seperti Jepang sebagai saudara tua Asia pada zaman Perang Dunia Dua. Pandangan ini tentu menjadi kuno sekali.

Tidak perlu teriak "Asia bersatu" atau "Kita Bersaudara sesama orang Asia". Pergaulan biasa-biasa saja justru menciptakan budaya "Asian" yang tidak bisa ditiru oleh dunia Barat. Mari kita menikmati Abad "Asian" bersama-sama.

Daeng KM

Monday, December 13, 2004

Penyakit Minamata belum selesai ...

Seorang pegawai negeri Departemen Lingkungan Hidup Pemerintah Jepang mendatangi suatu rumah seorang yang tua di Osaka dan sambil menangis ucapkan minta maaf atas kekurangan dan ketidakseriusan pihak pemerintah. Orang yang tua, penderita penyakit Minamata dan sudah lama tidak diakuinya oleh pemerintah, mengatakan kepadanya secara poros "sudah lama sekali ... ".

Pada bulan September lalu, pengadilan tinggi Osaka menyatakan kesalahan pemerintah atas ketidakakuinya penderita penyakit Minamata selama puluhan tahun.

Penyakit Minamata muncul sejak 1960-an sebagai dampak pencemaran Teluk Minamata, di pulau Kyushu, oleh merkuri berat dibuang dari perusahaan swasta, Chisso. Awalnya, kucing yang makan ikan dari laut tiba-tiba mati secara misterius. Lalu, orang-orang yang memakan ikan dari laut juga mengalami hal yang demikian. Menurut penderita penyakit Minamata, rasa sakitnya luar biasa dan getaran dan sakit badannya tidak hilang sampai dia mati.

Penderita menuntut perusahaan Chisso dan pemerintah agar bertanggungjawab atas munculnya penyakit Minamata ini. Pengadilan Negeri akhirnya memenangkan pihak penderita penyakit Minamata. Pemerintah Pusat mulai menangani masalah ini dengan menentukan siapa yang merupakan penderita penyakit Minamata.

Namun, dalam proses ini ada yang ditentukan sebagai penderita dan memperoleh ganti rugi dari perusahaan dan ada juga yang tidak. Selain itu terjadi perselisihan antara karyawan perusahaan Chisso dengan keluarganya yang juga merupakan bagian dari penduduk Kota Minamata yang menderita penyakit Minamata, akibatnya masyarakat Minamata tidak kompak lagi.

Warga Minamata sendiri dicap seolah-olah semuanya penderita penyakit Minamata, akhirnya didiskriminasi oleh orang luar Minamata. Banyak orang tidak bisa nikah karena berasal dari Minamata. Ada diskriminasi dalam di Minamata dan ada diskriminasi Minamata oleh orang luar.

Perusahaan Chisso menghasilkan bahan-bahan plastik yang perlu dipakai untuk segala macam alat dan produk plastik, yang memberikan kenyamanan dan kemajuan kehidupan kita selama ini. Artinya, kehidupan kita sendiri pun tidak bisa terlepas dari pengorbanan penderita penyakit Minamata. Kita tidak bisa menenangkan perasaan sakit para penderita penyakit Minamata kecuali berupaya tidak mengulangi kesalahan ini sebagai manusia.

Sebentar lagi, buku berjudul "Tragedi Minamata" akan diterbitkan di Indonesia (penerjemahan dari buku asli Jepang). Jika berminat secara rinci apa yang terjadi di Minamata, silahkan membacanya.

Daeng KM




Sunday, December 12, 2004

Pendahuluan

Saya mencoba mulai menulis hal-hal yang saya cermati di dalam Blog ini.
Jika ada saran dan komentar, silahkan sampaikan kepada saya.
Maaf, Blog ini ditulis dengan Bahasa Indonesia.

Daeng KM